WHO Mengatakan Jalan Keluar Atasi Pandemi Covid-19 Adalah Tingkat Vaksinasi 80 Persen

Jakarta Pejabat tinggi WHO memperkirakan cakupan vaksinasi Covid-19 sedikitnya 80 persen diperlukan untuk secara signifikan menurunkan kemungkinan kasus infection corona yang diimpor dapat menghasilkan kasus baru atau menelurkan wabah yang lebih luas.

Kepala Kedaruratan WHO, Dr Michael Ryan, mengatakan pada akhirnya, "tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi adalah jalan keluar dari pandemi ini".

Banyak negara-negara kaya di dunia telah beralih memvaksinasi remaja dan anak-anak, yang memiliki risiko rendah mengalami penyakit parah Covid-19 dibandingkan lansia atau orang yang memiliki riwayat penyakit - bahkan ketika negara-negara yang sama menghadapi tekanan untuk berbagi vaksin dengan negara-negara miskin yang kekurangan vaksin.

Ryan mengakui information tersebut belum sepenuhnya jelas terkait persentase cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk sepenuhnya berdampak pada penularan.

"Tapi tentu saja dari cakupan 80 persen berada dalam posisi di mana Anda dapat secara signifikan mempengaruhi risiko kasus impor yang berpotensi menghasilkan kasus sekunder atau menyebabkan klaster atau wabah," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (8/6).

"Jadi perlu tingkat vaksinasi yang cukup tinggi, khususnya dalam kontes varian infection yang lebih menular, agar berada pada sisi yang aman," lanjutnya.

Ketua teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, menekankan varian Delta yang ditemukan pertama kali di India menyebar di lebih dari 60 negara, dan lebih menular daripada varian alfa atau Inggris.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan para pemimpin G7 untuk membantu program vaksinasi PBB untuk meningkatkan akses vaksin bagi negara berkembang.

Dengan rencana pertemuan para pemimpin G7 di Inggris pekan ini, Tedros mengatakan mereka bisa membantu mencapai target sedikitnya 10 persen populasi di setiap negara divaksinasi sampai akhir September dan 30 persen pada akhir tahun.

"Untuk mencapai target ini, kita perlu tambahan 250 juta dosis pada September, dan kita perlu ratusan juta dosis hanya pada Juni dan Juli," jelasnya.

"Tujuh negara ini punya kekuatan untuk mencapai target ini. Saya menyerukan G7 tidak hanya berkomitmen untuk membagikan vaksin itu, tapi juga berkomitmen untuk membagikan vaksin pada Juni dan Juli."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seorang Pelatih Sepak Bola Berhasil Ditangkap Polisi Karena Cabuli 7 Anak Didiknya Sendiri di Brebes

Kemenhub Gelar Touring Jakarta - Jambi Menggunakan Mobil Listrik, Untuk Dorong Pengunaan Kendaraan Ramah Lingkungan

Prakerja Yang lolos Sudah di Umumkan, Berikut 2 Cara Mengecek Kelolosannya